Total Pageviews

Saturday, October 9, 2010

Mastitis adalah peradangan pada payudara

Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
Gambar. Mastitis
Penyebab
1. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
2. Bra yang terlalu ketat.
3. Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
4. Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.
Gejala
1. Bengkak dan nyeri.
2. Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu.
3. Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol.
4. Ada demam dan rasa sakit umum.
Penanganan
1. Payudara dikompres dengan air hangat.
2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.
3. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
4. Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya.
6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.


Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi.
Gejala
1. Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.
2. Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.
3. Benjolan terasa lunak karena berisi nanah.
Penanganan
1. Teknik menyusui yang benar.
2. Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
3. Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.
4. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
5. Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan.
6. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.
7. Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
Gambar. Abses payudara
Referensi
library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Sibuea, D. 2003. Problema Ibu Menyusui Bayi. Diunduh 17 November 2009 – 08: 13 PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 109-110)
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 56-57).

Payudara Bengkak (Engorgement)
November 24th, 2009 lusa Leave a comment Go to comments

Error! Filename not specified.
Penyebab
Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Gejala
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.
Pencegahan
1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.
2. Menyusui bayi tanpa jadwal (nir jadwal dan on demand).
3. Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
4. Jangan memberikan minuman lain pada bayi.
5. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase, dan sebagainya).
Penatalaksanaan
1. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi.
2. Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir/sendok.
3. Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
4. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin.
5. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.
6. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.
7. Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks.
8. Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan perbanyak minum